Yah berhubung ini juga termasuk tugas saya di Sekolah, sekalian Saya share aja deh.
Lompat Jauh - Secara umum,
gerakan melompat dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu lompat jauh dan lompat tinggi. Kedua jenis
Lompatan ini dilakukan dengan menggunakan satu kaki tolakan. Namun, dalam
penelitian ini akan dibahas mengenai lompat jauh.
Lompat jauh merupakan salah
satu aktivitas pengembangan akan kemampuan daya gerak yang dilakukan, dari satu
tempat ke tempat lainnya. Dalam lompat jauh terdapat tiga macam gaya yaitu : Lompat Jauh gaya Jongkok (tuck), gaya menggantung
(hang style), dan gaya jalan di udara (walking in the air). Gaya-gaya lompat
jauh mengatur sikap badan sewaktu melayang di udara. Oleh karena itu teknik lompat jauh sering disebut juga gaya lompat jauh.
Perlu diketahui bahwa
yang menyebabkan adanya perbedaan adanya perbedaan dari ketiga gaya tersebut
sebenarnya hanya terdapat pada sat badan melayang di udara saja. Jadi mengenai
awalan, tumpuan dan cara melakukan pendaratan dari ketiga gaya tersebut pada
prinsipnya sama.
Mengenai unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukanlompat jauh meliputi daya ledak, kekuatan,
kelincahan, keseimbangan dan lain-lain.
Drs. Eddy Suparman
menjelaskan bahwa unsur pokok dalam lompat jauh adalah sebagai berikut :
1. Harus dapat membangkitkan daya momentum yang sebesar-besarnya.
2. Harus dapat memindahkan momentum gaya horizontal dan
vertical.
3. Harus dapat mempersatukan gaya tersebut dengan tenaga
badan pada saat melakukan tolakan.
4. Harus dapat menggunakan titik berat badan seefisien
mungkin.
Tinjauan secara teknik
pada lompat jauh meliputi empat masalah yaitu : Cara
melakukan awalan, Tolakan (Tumpuan), Melayang di udara dan Pendaratan.
a.
Awalan
Awalan adalah suatu
gerakan dalam lompat jauh dilakukan dengan lari secepat-cepatnya yang dilakukan
untuk mendapatkan kecepatan setinggi-tingginya sebelum melakukan tolakan. Dapat
juga dikatakan, awalan adalah usaha mendapatkan kecepatan horizontal
setinggi-tingginya yang diubah menjadi kecepatan vertikal saat melakukan
tolakan (Drs. Eddy Suparman, 1999).
Menurut (Drs. Eddy
Suparman, (1995 : 44) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan awalan
adalah :
1.
Jarak awalan tergantung dari kemampuan
masing-masing atlet bagi pelompat dalam jerak pendek sudah mampu mencapai
kecepatan maksimal (full speed) maka jarak awalan cukup dekat / pendek saja
(sekitar 30-35 meter atau kurang dari ini). Sedangkan bagi atlet lain yang
jarak relatif jauh baru mencapai kecepatan maksimal, maka jarak awalan harus
lebih jauh lagi (sekitar 30-45 meter atau lebih jauh dari itu). Bagi
pemulasudah barang tentu jarak awalan lebih pendek dari ancar-ancar tersebut.
2.
Posisi saat berdiri pada titik awalan kaki
dapat sejajar atau salah satu kaki ke depan. Hal ini tergantung dari kebiasaan
masing-masing atlet.
3.
Cara pengambilan awalan mulai pelan,
kemudian cepat (sprint).Kecepatan ini harus dipertahankan sampai menjelang
bertumpu / menolak.
4.
Setelah mencapai kecepatan maksimal, maka
kira-kira 3-4 langkah terakhir bertumpu (take off) gerakan lari dilepas begitu
saja tanpa mengurangi kecepatan yang telah dicapai sebelumnya. Pada 3-4 langkah
terakhir ini perhatian dan tenaga yang dicurahkan untuk melakukan tumpuan pada
papan / balok tumpu.
Cara mengambil awalan
dalam Lompat Jauh antara lain dilakukan dengan jalan sebagai berikut:
1.
Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan
lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat berdiri (tempat/tanda pada waktu akan
melakukan awalan) ke papan tolakan sampai tempat pada papan tolakan diukur
jaraknya.
2.
Si pelompat mencoba beberapa kali melakukan
lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat berdiri ke papan tolakan ke tempat
permulaan akan melakukan awalan. Setelah tepat baru diukur.
3.
Si pelompat mencoba beberapa kali
melakukan lari secepat-cepatnya dari permulaan tempat berdiri ke papan tolakan
dari papan tolakan ke tempat permulaan akan melakukan awalan. Setelah tepat
baru diukur walaupun sudah menetapkan ukuran untuk mengambil awalan dengan
tepat. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan terjadi kegagalan melakukan
tolakan, biasanya si pelompat membuat dua buah tanda yaitu tanda I dan II.
b.
Tolakan
Tolakan adalah
perpindahan dari kecepatan horizontal ke kecepatan vertical yang dilakukan
dengan cepat dan kuat untuk mengangkat tubuh ke atas melayang di udara (1998 :
45). Dalam melompat jauh, biasanya kita melakukan tolakan
terkuat dengan kaki, dibantu dengan ayunan kaki dan ayunan kedua tangan ke
depan ke arah atas.
Jika si pelompat dapat
menggabungkan kecepatan awal dengan kekuatan tolakan kaki, ia akan membawa
seluruh tubuh ke atas ke arah depan melayang di udara. Jadi si pelompat
dapat membawa titik berat badan ke atas, melayang di udara ke arah depan dengan
waktu lama. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada saat melakukan tolakan diantaranya :
1.
Tolakan dilakukan dengan kaki yang kuat.
Bagian telapak kaki yang kuat untuk bertumpu adalah cenderung pada bagian tumit
terlebih dahulu dan berakhir pada bagian ujung kaki.
2.
Sesaat akan bertumpu sikap badan agak
condong ke belakang
3.
Bertumpu sebaiknya tepat pada papan tumpuan
4.
Saat bertumpu, kedua lengan ikut diayunkan
ke depan atas.
5.
Pada kaki ayun diangkat ke depan setinggi
pinggul dalam posisi lutut ditekuk.
c. Sikap Badan di Udara
Sesuai dengan pendapat (Drs.
Eddy Suparman, 1995) yang mengkhususkan gaya jongkok sebagai penelitian teknik
badan saat di udara setelah kaki kiri bertumpu. Maka kaki kanan diayun dengan
cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki
seperti duduk atau jongkok. Setelah bergerak turun kedua kaki dijulurkan ke
depan, badan cenderung ke depan dan perhatian tertuju pada pendaratan.
Cara melakukannya sebagai
berikut :
1.
Bersamaan melakukan tolakan, kaki diayun ke
depan ke arah atas.
2.
Saat badan melayang di udara, kaki
diturunkan. Bersamaan dengan itu, pinggul didorong ke depan, kapala
ditengadahkan, dada dibusungkan dan kedua tangan ke atas arah belakang.
3.
Saat akan mendarat, kedua kaki diayunkan ke
depan, badan dibungkukkan dan kepala ditundukkan siap untuk mendarat.
d.
Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap akhir dari rangkaian gerakan lompat jauh. Hal-hal yang perlu diperhatikan menurut
(Drs. Eddy Suparman, 1999) adalah sebagai berikut :
1.
Harus dilakukan dengan sadar agar gerakan
yang tidak perlu dapat dihindari
2.
Untuk menghindari rasa sakit atau cedera
pendaratan sebaiknya dilakukan dengan kedua belah kaki sejajar dan tumit
terlebih dahulu mendarat di pasir dengan posisi mengepit
3.
Sebelum tumit menyentuh pasir, kedua kaki
harus benar-benar diluruskan/dijulurkan ke depan. Usahakan agar jarak
antara kedua kaki jangan terlalu berjauhan, karena
semakin lebar jarak antara kedua kaki berarti akan semakin mengurangi jauhnya
lompatan
4.
Untuk menghindari agar tidak jauh duduk
pada pantat, maka setelah tumit berpijak di pasir, kedua lutut segera ditekuk
dan badan dibiarkan condong terus jauh ke depan
5.
Setelah melakukan pendaratan jangan keluar
atau kembali ke tempat awalan melewati/menginjak daerah pendaratan dengan papan
tumpuan
Faktor
Yang Mempengaruhi Lompat Jauh
Faktor yang mempengaruhi
prestasi lompat jauh menurut Suharto dalam bukunya dalam
bukunya "Kesegaran Jasmani dan Peranannya disebutkan :
1.
Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk
memindahkan sebagian tubuh atau seluruhnya dari awalan sampai dengan
pendaratan. Atau bertumpu pada papan / balok sewaktu melakukan lompatan,
kecepatan banyak ditentukan kekuatan dan fleksibelitas
2.
Kekuatan (Strenght) adalah jumlah tenaga
yang dapat dihasilkan oleh kelompok otot pada kontraksi maksimal pada saat
melakukan pekerjaan atau latihan dalam melakukan lompatan
3.
Daya ledak adalah kemampuan otot dalam
melakukan tolakan tubuh melayang di udara saat lepas dari balok tumpu
4.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan suatu sikap tubuh tertentu secara benar dari awal melakukan
lompatan sampai selesai melakukan lompatan
5.
Keterampilan adalah kemampuan untuk
melakukan suatu gerakan motorik secara benar
6.
Koordinasi adalah hal yang harus dimiliki
oleh seorang atlet untuk dapat mengkoordinasikan gerakan maju dengan kebutuhan
naik.
Faktor non teknis juga
dapat berpengaruh dalam hal ini, faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain
:
1.
Motivasi dari orang tua
2.
Guru dan pelatih yang propesional
3.
Adanya dana yang cukup
4.
Lingkungan yang baik
5.
Organisasi yang baik
6.
Dukungan masyarakat